Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dua provinsi indah di Indonesia, kini semakin mengukuhkan kemahiran digital mereka berkat hasil survei literasi digital terbaru. Pada Januari dan Mei 2023, sebanyak 640 responden dari berbagai kelompok usia di wilayah-wilayah utama kedua provinsi ini berpartisipasi dalam survei yang memberikan wawasan yang berharga tentang tingkat literasi digital di wilayah ini.
Lokasi Survei: Survei ini melibatkan sejumlah daerah penting di NTB, seperti Kota Mataram, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Sumbawa Barat. Di NTT, responden berasal dari Kota Kupang, Alor, dan Timur Tengah Selatan. Dengan demikian, survei mencakup sejumlah wilayah yang beragam di kedua provinsi ini.
Jumlah Responden: Sebanyak 640 orang berpartisipasi dalam survei ini, menciptakan sampel yang representatif dari masyarakat di NTB dan NTT.
Kelompok Usia Responden: Survei ini mencakup berbagai kelompok usia, mulai dari kurang dari 18 tahun hingga maksimal 65 tahun. Ini memungkinkan survei untuk menggambarkan pemahaman literasi digital di berbagai lapisan usia.
Waktu Survei: Survey pertama dilaksanakan pada bulan Januari 2023, sementara survei kedua diulang pada bulan Mei 2023. Perbandingan rentang waktu 4 bulan antara kedua survei ini memberikan pandangan yang berharga tentang perubahan dalam literasi digital di kedua provinsi.
Hasil Survei: Hasil survei ini mencerminkan komitmen masyarakat di NTB dan NTT untuk meningkatkan literasi digital mereka. Fakta menarik yang muncul dari survei ini adalah bahwa sebagian besar responden melaporkan peningkatan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi digital dan internet untuk berbagai keperluan. Mereka juga lebih sadar akan risiko dan bahaya yang mungkin terjadi dalam ruang digital, termasuk penyebaran berita palsu (hoaks) dan informasi yang tidak benar.
Download Hasil Survey secara lengkap.
Salah satu temuan positif adalah bahwa literasi digital lebih tinggi di kalangan generasi muda, yang mengindikasikan bahwa investasi dalam pendidikan digital dan pelatihan bisa memberikan hasil yang positif dalam jangka panjang. Namun, masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan dalam memperbaiki pemahaman literasi digital di kalangan yang lebih tua.
Kesimpulan: Survei mengenai literasi digital di NTB dan NTT telah memberikan wawasan yang berharga tentang sejauh mana masyarakat di kedua provinsi ini memahami dan menggunakan teknologi digital. Ini adalah langkah yang positif menuju masyarakat yang lebih melek digital, yang mampu menghadapi arus informasi digital yang terus berkembang. Perubahan positif dalam literasi digital juga dapat mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, terutama dalam menghadapi isu-isu kesehatan yang penting.
Survei ini adalah langkah awal yang bagus dalam perjalanan menuju masyarakat yang lebih literat dan bijak secara digital di NTB dan NTT, dan kita berharap untuk melihat perkembangan yang lebih baik di masa depan.