Pandemi COVID-19 telah menjadi tantangan global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia. Di Indonesia, penanganan pandemi ini tidak hanya bergantung pada upaya medis, tetapi juga pada komunikasi yang efektif, manajemen risiko, dan literasi kesehatan masyarakat. Program Respons Komunikasi, Risiko, dan Engajemen Komunitas (RCCE) yang diinisiasi oleh UNICEF dan IFRC, bekerja sama dengan berbagai mitra, telah memainkan peran kunci dalam mengatasi pandemi ini di Indonesia.
Mengapa RCCE Penting dalam Respons COVID-19 di Indonesia?
Pada Februari 2020, UNICEF dan IFRC mendapatkan mandat dari United Nations Humanitarian Country Team (UNOCHA) untuk mengakomodir pilar RCCE dalam respons COVID-19 di Indonesia. Hal ini terjadi ketika masyarakat Indonesia dihadapkan pada masalah serius dalam melindungi diri dari bahaya COVID-19, terutama karena peredaran hoaks dan misinformasi yang meresahkan.
Program RCCE bertujuan untuk:
- Memberikan Informasi Hidup-Hidup (Life-saving Information): Salah satu aspek terpenting dari program ini adalah menyediakan informasi yang akurat dan relevan kepada masyarakat untuk melindungi diri dari COVID-19. Ini melibatkan pelatihan literasi digital guna mengoptimalkan program nasional.
- Menggalang Kontribusi Masyarakat: Program RCCE memastikan bahwa masyarakat memiliki peran aktif dalam penanganan pandemi. Ini menciptakan kesadaran akan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam dukungan terhadap kampanye vaksinasi dan imunisasi, serta upaya lainnya.
Keberhasilan Program RCCE di Nusa Tenggara
Data per Januari 2022 menunjukkan keberhasilan dalam serapan vaksinasi COVID-19 di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan cakupan dosis pertama mencapai sekitar 85%, permintaan masyarakat terus meningkat. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi risiko yang efektif dalam memengaruhi perilaku masyarakat.
Mobilisasi Sumber Daya Melalui Program RCCE
Program RCCE juga menggandeng berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, media, akademisi, dan sektor swasta atau CSO (Civil Society Organizations). Kolaborasi antara berbagai pihak ini bertujuan untuk:
- Mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA): Program ini membantu mencapai indikator Sekolah Ramah Anak (SRA) dengan melibatkan pendampingan di berbagai Kabupaten/Kota.
- Peran Aktif Media: Melalui program ini, media diminta untuk menyediakan informasi yang akurat dan menjadi referensi yang dapat dipercaya dalam menangkal berita palsu.
- Partisipasi Masyarakat: Program ini mengkampanyekan Perubahan Perilaku Sosial (SBC) terkait dengan vaksinasi, imunisasi, dan isu kesehatan lainnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
- Peningkatan Literasi Digital: Masyarakat dilatih dalam literasi digital, khususnya terkait isu-isu kesehatan.
“Komunikasi risiko merujuk pada pertukaran informasi yang bersifat saran dan opini secara aktual dan relevan secara waktu antara ahli, pemimpin masyarakat atau perwakilan dan masyarakat yang berisiko. Komunikasi risiko yang efektif dapat membuat masyarakat yang berisiko paham dan beradapatasi dengan perubahan perilaku.” (WHO, 2017)
Penggunaan media Poster dalam menyampaikan berbagai isu di sekolah dasar, seperti bahaya bullying, menikah usia anak, dan manfaat dari imunisasi serta vaksinasi.
Perluasan Program RCCE
Program ini telah diperluas dari awalnya berfokus pada beberapa daerah di NTB dan NTT ke sejumlah lokasi lain, termasuk Pulau Lombok di NTB dan Kota Kupang di NTT.
Dengan Program RCCE ini, Indonesia telah mengambil langkah penting dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan memperkuat literasi kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi yang luas dan komunikasi yang efektif, kita dapat bersama-sama mengatasi tantangan kesehatan dan membangun masyarakat yang lebih sadar akan kesehatan dan keamanan. Semoga program ini dapat terus memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.
~ABD