Kolaborasi Lintas Sektor: PKBI NTB Perkuat Upaya Eliminasi TBC di Provinsi NTB

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Mataram, 27 Desember 2024 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah NTB terus mengukuhkan perannya dalam mendukung Eliminasi Tuberkulosis (TBC) melalui pertemuan komunitas dan pemangku kepentingan yang digelar pada 19 Desember 2024 di Aruna Senggigi Resort & Convention. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mendorong inovasi layanan yang berpusat pada pasien.

Dalam sambutannya, Ahmad Hidayat, Direktur Eksekutif PKBI NTB, menekankan bahwa Eliminasi TBC memerlukan dukungan bersama dari berbagai pihak. “Kami dari PKBI NTB memiliki beberapa agenda yang membutuhkan tindak lanjut bersama. Salah satunya adalah potensi bermitra dengan lembaga penyedia pembiayaan, seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), yang memiliki program peningkatan kualitas sanitasi rumah tangga. Tantangan terbesar yang sering kami temui adalah minimnya dukungan keluarga bagi pasien TBC, karena adanya kompetisi kebutuhan. Keluarga sering kali harus memilih antara merawat anggota keluarga yang sakit atau tetap produktif bekerja,” ungkap Ahmad.

Lebih lanjut, Ahmad menyampaikan pentingnya peluncuran Peraturan Gubernur tentang Rencana Aksi Daerah untuk Program Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) dan pembentukan Tim P2TB. “Dalam rencana aksi ini, kolaborasi lintas sektor sangat diharapkan. Penanggulangan TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga melibatkan sektor sosial, pemberdayaan masyarakat, serta penyediaan sarana dan prasarana. Ini menjadi langkah penting dalam mendukung prioritas pemerintah, termasuk program eliminasi TBC yang telah masuk dalam 100 hari kerja Presiden Prabowo,” tambahnya.

Pertemuan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, termasuk penguatan sinergi lintas sektor yang melibatkan Pemerintah, Layanan Kesehatan, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), Organisasi Penyintas TB (OPT), Media, dan Komunitas terkait yang berfokus pada isu kesehatan, HAM, dan gender. Upaya edukasi terhadap stigma sosial maupun psikis pasien TBC juga menjadi salah satu langkah prioritas untuk menciptakan penerimaan yang lebih luas dari masyarakat.

Selain itu, PKBI NTB juga mendorong peningkatan koordinasi dengan Disnaker dan Dinas Kesehatan untuk memastikan kesehatan pekerja migran, termasuk pemeriksaan TBC langsung di ruang kedatangan. Community Based Monitoring and Feedback (CBMF) juga diperkuat melalui pendampingan kader kesehatan dan penyederhanaan umpan balik. Kerja sama dengan lembaga bantuan zakat dan PKK juga terus ditingkatkan untuk memberikan dukungan langsung kepada pasien TBC, khususnya dalam meningkatkan kualitas sanitasi rumah tangga.

Ahmad Hidayat menutup dengan harapan besar, “Kami yakin dengan sinergi yang semakin kuat, NTB dapat menjadi pelopor dalam penanggulangan TBC di Indonesia. Kolaborasi lintas sektor ini tidak hanya mendorong eliminasi TBC, tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien dan keluarganya.”

Dengan semangat kolaborasi lintas sektor yang semakin solid, PKBI NTB berkomitmen untuk terus melangkah bersama masyarakat dalam menciptakan layanan kesehatan yang inklusif, responsif, dan berpusat pada pasien, demi mewujudkan NTB bebas TBC.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Mahasiswa

Mahasiswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita terbaru

Ujicoba Metode Perubahan Perilaku

Penulis: Risang Rimbatmaja, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia – Bila suatu metode perubahan perilaku diuji

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.